Kenangan.
Cacing yang runcing
Melata, meronta-ronta, berhidung bengkok
Sekedar mengisi pikiran, bunuh waktu-mu
Dalam sujud merah Kremlin
Pematang sawah yang lagi-lagi berkelabatan
Suara sayup-sayup menyusup pada pokok pangkal
Bersama seember air yang tumpah di puncak
Kemarau
Sejudul tembang meliuk-liuk, menggelitik
Telapak sukma, dan air mataku jatuh
Seperti baghdad yang runtuh
Ambruk dalam ambisi, dalam nestapa jagad
Ini jiwa tak bukan sajak yang meronta-ronta
Minta pembaca, mohon ruang dalam koran
Cermin yang mendayu-dayu muram dalam asap uap
Tuhan Maha Besar, hanya Tuhan yang Maha Besar
Matahari akan berbalik arah
Dan bintang berletusan laksana kembang api
Itu kala, itu kala
Tak sanggup lagi waktu beri sempat
Tak guna sujud berabad-abad
Jakarta - Bandung, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar